Archive

Posts Tagged ‘Sejarah Peradaban Bani Umayyah I dan II’

Sejarah Peradaban Islam Dalam bingkai Penulisan New History

November 13, 2012 Leave a comment

SEJARAH PERADABAN ISLAM DALAM BINGKAI PENULISAN NEW HISTORY

Oleh : Umar Faruq Thohir dan Anis Hidayatul Imtihanah *)

DINAMIKA PERADABAN ISLAM Perspektif Historis

Penulis : Machfud Syaefudin, dkk

Penerbit : Pustaka Ilmu Yogyakarta

Tahun : Cetakan Pertama, Januari 2013

ISBN : 978-602-7853-01-0

Halaman : 354 Halaman

Sinopsis :

Sejarah adalah ilmu yang menyajikan ulang peristiwa-peristiwa lampau, dengan metode tertentu, seolah seperti terjadi lagi saat ini. Oleh karena itulah, sejarawan yang baik adalah sejarawan yang mampu mendata- kan fakta sejarah masa lalu seobjektif mungkin, lepas dari nilai-nilai masa kini, dan hanya menceritakan sesuai dengan keadaan pada saat itu secara apa adanya (Minhaji, 2009: 77-83 dan 85-89). Pada awal masa modern terdapat golongan yang pesimis, bahkan sinis terhadap sejarah, seperti Napoleon, sebagaimana dikutip Ali Syari’ati mengatakan ”Sejarah tidak lain dari sekedar kebohongan-kebohongan yang diterima oleh semua orang” (Syari’ati, t.t.: 35). Ali Syari’ati menambahkan, ada sebagian orang yang cenderung melihat sejarah sebagai hasil kreasi seseorang dalam menggambarkan suatu peristiwa berdasarkan keinginannya dan bukan berdasarkan kenyataan dengan cara memilih, menambah, mengurangi, dan menukar data yang ada di hadapannya (Syari’ati, t.t.: 35-38).

Meski subjektifitas sangat sulit dihindari, namun objektifitas bukan berarti tidak dapat diraih. Hal ini tentunya bergantung kepada nilai hati nurani dan motivasi seseorang yang melatarinya dalam menyajikan fakta sejarah. Ketika hendak membelokkan sejarah menuju suatu nilai yang dikehendaki, seseorang di dalam hatinya telah menyadari bahwa apa yang ia sampaikan, sejatinya, berbeda dengan fakta yang ia temukan. Oleh karena itulah, A.A. Duri, mengajak para penikmat sejarah untuk tidak menganggap sejarah sebagai sesuatu yang sakral saat membaca, melainkan harus disertai dengan analisis rasional dan kritis yang dapat dilakukan setidaknya dengan cara membandingkan antara versi sejarah yang satu dengan versi sejarah yang lain, termasuk model penulisannya (Duri, 1983: 159).

Dalam dunia sejarah, muncul beberapa model penulisan, diantaranya, penulisan sejarah lama (old history) dan penulisan sejarah baru (new history). Penulisan sejarah lama adalah penulisan sejarah yang umumnya bersifat naratif dan deskriptif, sebagaimana dikemukakan Azyumardi Azra (Azra, 2002: 3-4), yang menurut Akh. Minhaji cenderung merupakan sejarah politik (political history) yang selanjutnya berkembang menjadi sejarah ide (history of idea), yang bersamaan dengan itu pula lahir sejarah biografi (biographical history) (Minhaji, 2010: 34-35). Sejarah yang ditulis dengan model old history ini cenderung menulis sejarah masa lalu yang dilihat dari sisi perpolitikannya saja yang sarat dengan peperangan.

Berawal dari keterbatasan old history ini, lahir sebuah penulisan sejarah yang dikenal dengan sebutan new history. Objek penulisan sejarah versi new history yang lahir pada tahun 1960-an ini, tidak lagi berkutat seputar perpolitikan saja, melainkan meluas pada hasil peradaban manusia, seperti seni, teknologi, arsitektur, medis, ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya (Kartodirjo, 1992: 157-159; Azra, 2002: 3-7). Dalam prakteknya, penulisan sejarah baru juga mengulas tentang peperangan, namun bukan sebagai objek utama lagi, melainkan objek perantara; seperti pembahasan tentang alat peperangan yang digunakan pada masa Dinasti Utsmani, dan teknik peperangan yang diterapkan, tentunya harus dikaitkan dengan pembahasan peperangan itu sendiri, jika tidak, akan mengurangi keutuhan pemahaman. Oleh karena itulah, new history ini juga dikenal dengan sebutan total history atau general history (Azra, 2002: 74-75).

Berdasarkan prinsip penulisan sejarah baru tersebut, buku yang ada di tangan pembaca ini menyajikan lika-liku dan warna-warni peradaban Islam yang dilihat dari kacamata sejarah, sejak masa Islam lahir di Makkah hingga meluas ke berbagai penjuru negara, termasuk Indonesia.

Kajian dalam buku ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama membahas peradaban Islam di awal-awal kelahirannya pada masa Rasulullah dan al-Khulafâ’ al-Râsyidûn. Bagian kedua memaparkan peradaban yang dihasilkan ketika Islam sudah meluas ke berbagai wilayah di benua Eropa, Afrika, dan Asia. Bagian ketiga mengulas secara khusus peradaban Islam yang berhasil ditorehkan sebelum masa penjajahan Indonesia dan sesudahnya. Setelah dijelaskan secara detil wujud peradaban Islam sejak masa Rasulullah hingga Islam sampai ke Indonesia, maka pada bagian keempat dipaparkan kontribusi akademik para sarjana muslim terhadap sains dan peradaban dunia.

Lebih rinci tentang isi buku, bahwa tulisan pertama pada bagian pertama berjudul ”Peletakan Dasar-Dasar Peradaban Islam pada Masa Rasulullah SAW.”, oleh Machfud Syaefudin. Tulisan ini membahas tentang masyarakat Arab pra Islam dan peradaban Islam yang muncul masa Nabi Muhammad SAW. di Makkah. Tulisan kedua berjudul ”Peradaban Islam pada Masa al-Khulafâ’ al-Râsyidûn”, oleh Khafidhi, mengupas tentang karakteristik peradaban Islam dan perkembangannya pada periode al-Khulafâ’ al-Râsyidûn.

Tulisan pertama pada bagian kedua berjudul ”Sejarah Peradaban Bani Umayyah I dan II”, oleh M. Mansur Syariffudin. Tulisan ini membahas tentang sejarah Bani Umayyah I dan II, biografi khalifah, corak kepemimpinan dan peradaban yang diwariskan. Tulisan kedua berjudul ”Peradaban Islam Masa Khalifah Abbasiyah”, oleh Abdul Mujib yang mengupas sebab-sebab berdirinya Khalifah Abbasiyah, corak pemerintahan Daulah Abbasiyah, perekonomian Abbasiyah, serta peradaban ilmu pengetahuan, seni dan arsitektur. Tulisan ketiga berjudul ”Peradaban Islam pada Masa Daulah Abbasiyah II (zaman kemunduran)”, oleh. Siti Nurmahyati. Dalam tulisan ini dibahas tentang profil Daulah Abbasiyah serta dinasti-dinasti yang memerdekakan diri dari Baghdad, peradaban kebudayaan Islam pada masa Abbasiyah, hingga jatuhmya Abbasiyah yang disinyalir merupakan awal kemunduran peradaban Islam. Tulisan keempat berjudul ”Daulah Fatimiyah dan Masa Keemasannya”, oleh M. Aly Haedar. Tulisan ini menjelaskan sepak terjang Daulah Fatimiyah hingga pencapaian masa keemasannya, serta torehan budaya yang diukir pada masanya. Tulisan kelima berjudul ”Gejolak Peradaban Islam pada Masa Perang Salib”, oleh N. Kholis Hauqola. Meski judulnya menggunakan terma ”perang”, namun ulasan tulisan ini melampaui sekedar peristiwa peperangan saja, karena di dalamnya dijelaskan tentang bentuk-bentuk peradaban yang lahir selama hamper dua abad Perang Salib ini, seperti seni, arsitektur, teknologi peperangan, dan budaya keilmuan. Tulisan keenam berjudul ”Peradaban Politik Islam Abad VII-XIII”, oleh M. Yunus Bakhtiar R. Tulisan ini memaparkan potret peradaban politik Islam sejak masa Nabi hingga masa Bani Abbasiyah, serta wujud peradaban yang diwariskan. Tulisan ketujuh berjudul ”Peradaban Islam pada Masa Dinasti Utsmani”, oleh Umar Faruq Thohir. Secara sederhana tulisan ini mengkaji tentang bentukbentuk peradaban tinggi yang terproduksi pada masa Dinasti Utsmani, mengulas sepak terjang Dinasti Utsmani dalam dunia perpolitikan, hingga pencapaian puncak kejayaannya, serta memaparkan keruntuhan Dinasti Utsmani yang akhirnya menjadi Republik Turki. Tulisan kedelapan berjudul ”Peradaban Islam pada Masa Dinasti Shafawi di Persia”, oleh Ishom Zamzami. Dalam tulisan ini, Ishom menjelaskan tentang profil Dinasti Shafawi beserta kemajuan-kemajuan peradaban yang berhasil diukir, seperti seni, ekonomi, teknologi peperangan, bidang keilmuan. Tulisan kesembilan berjudul ”Peradaban Islam Masa Mughal di India”, oleh Much. Kamdi Ihsan. Dalam tulisan ini dibahas asal-usul Kesultanan Mughal, Sultan-Sultan Mughal dan sepak terjang pemerintahannya, kemajuan yang dicapai Kesultanan Mughal, serta sebab-sebab kemunduran dan keruntuhan Kesultanan Mughal.

Tulisan pertama pada bagian ketiga berjudul ”Kedatangan Islam di Indonesia dan Kesultanan-Kesultanan di Indonesia sebelum Penjajahan Belanda”, oleh Imron Hamzah. Secara mendalam Imron memaparkan proses masuknya Islam ke Indonesia yang akhirnya membentuk kesultanan-kesultanan di Indonesia sebelum penjajahan Belanda. Tulisan kedua berjudul “Peradaban Islam di Indonesia Masa Penjajahan Belanda dan Jepang”, oleh Ahmad Munif. Tulisan ini mengulas bentuk-bentuk peradaban Islam saat penjajahan Belanda dan Jepang berlangsung di Indonesia. Tulisan ketiga berjudul ”Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan”, oleh Inarotudzakiyyah Darojah. Dalam tulisan ini dibahas tentang kondisi sosial politik pasca kemerdekaan Indonesia, serta peradaban Islam yang berhasil diwariskan.

Tulisan pertama pada bagian keempat berjudul ”Khalifah dan Sultan dalam Perspektif  Islam”, oleh Genry Nuswantoro. Dalam tulisan ini dibahas pengertian khalifah dan sultan dalam lintasan sejarah serta konsep daulah Islamiah menurut al-Qur’an. Tulisan kedua pada bagian terakhir ini berjudul ”Sumbangan Ilmu Pengetahuan dan Karya Ilmiah Sarjana Muslim terhadap Sains dan Peradaban Dunia”, oleh Murniati. Tulisan ini menggambarkan kepada pembaca bahwa sejatinya peradaban Muslim itu kaya, dan bahkan para sarjana Muslim telah memberikan kontribusi buah pemikirannya terhadap sains dan peradaban dunia.

Dengan latar demikian, munculnya buku ini diharapkan mampu menjadi referensi alternatif, mengisi kekurangan penulisan sejarah peradaban Islam yang dipaparkan dengan metode new history, atau setidaknya dapat mengimbangi maraknya penulisan sejarah peradaban Islam klasik yang kepolitik-politikan tanpa memunculkan aspek peradaban manusia lainnya, seperti seni, teknologi, arsitektur, medis, ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya. Hal ini menjadi penting untuk dikaji karena terjadinya suatu peristiwa tidak hanya berkenaan dengan satu kasus saja, melainkan berhubungan dengan berbagai peristiwa yang mengitari (Abdullah, 2010: 41-50). Semoga buku ini mampu memberikan kontribusi positif dalam khazanah keilmuan Sejarah Peradaban Islam.

_________________________________

*) Oleh : Umar Faruq Thohir dan Anis Hidayatul Imtihanah  dalam Pengantar Buku ”SEJARAH PERADABAN ISLAM Perspektif Historis”